Minggu, 14 Juni 2015

Obyek Filsafat



Obyek Filsafat

Pada umumnya ilmu memiliki dua obyek yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek material merupakan suatu hal yang menjadi sasaran penyelidikan atau pemikiran sesuatu yang dipelajari dengan baik berupa benda-benda kongkret atau yang berbentuk abstrak. Obyek material ini bersifat kongkret. Sedangkan obyek material yang bersifat absrak seperti nilai-nilai, ide-ide, paham-paham, dan sebagainya. Dalam sejarah kefilsafatan dalam diberi contoh obyek material filsafat, yaitu:
a)                 Menurut Aristoteles
Tujuan tertinggi yang ingin dicapai ialah “kebahagiaan”. Kebahagiaan ini bukan kebahagiaan yang bersifat subyektif, tertapi melainkan sesuatu keadaan yang sedemikian rupa, sehingga segala sesuatu yang termasuk keadaan bahagia itu terdapat pada manusia. Tujuan yang dikejar adalah demi kepentingan diri sendiri, bukan demi kepentingan orang lain. Isi kebahagiaan tiap makhluk yang berbuat ialah bahwa perbuatan sendiri yang sifatnya khusus itu disempurnakan. Jadi kebahagiaan manusia terletak di sini, bahwa aktivitas yang khas miliknya sebagai manusia itu disempurnakan.

b)                 Menurut Epikorus
Tujuan hidup adalah kenikmatan dan kepuasan, yang tercapai jika batin orang tenang dan tubuhnya sehat. Ketenangan batin timbul jikalau segala keinginan dipuaskan, segala sehingga tiada sesuatu pun yang diinginkan lagi. Di sini orang hanya akan menikmati saja. Jadi makin sedikit keinginan, makin besar kebahagiaan. Oleh karena itu orang wajib membatasi apa yang diinginkan. Jikalau orang terpaksa harus memilih di antaran macam-macam keinginan, hendaknya dipilih keinginan yang dapat memberi kenikmatan yang mendalam dan yang lama. Orang bijak tau seni untuk menikmati selama dan sedalam mungkin.
Dengan demikian obyek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada (baik ada dalam kenyataan, ada dalam pikiran, dan ada dalam kemungkinan). Sedangkan obyek formal filsafat merupakan sudut pandang atau cara memandang terhadap obyek material, termasuk prinsip-prinsip yang digunakan. Sedangkan obyek formal filsafat merupakan sudut pandang atau cara prinsip-prinsip yang digunakan. Dalam hal ini berarti hakikat, essensi (aspek keumuman, keuniversalan) dari obyek materialnya merupakan obyek formal filsafat.




Sumber:
Sudarsono, Drs. 2008. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar