Kamis, 25 Juni 2015

Masalah Metode-Metode



Masalah Metode-Metode

Dalam filsafat sulit sekali untuk membahas metode sebab terdapat beberapa paham atau aliran filsafat yang pada umumnya memiliki metode tersendiri. Walaupun sulit sekali untuk membahas metode filsafat, namun dalam hal ini dapat disebutkan beberapa metode-metode filsafat, yaitu metode kritis, metode intuitif, metode skolastik, metode geometris, metode eksperimentil, metode kritis tramkudental, metode dialetis dan metode analisa bahasa. Metode-metode tersebut tetap mengikuti hakikat umum sebagaimana terdapat dalam metode-metode ilmiah umum.
Ada dua metode ilmiah, yaitu metode-metode ilmiah umum dan metode-metode ilmiah khusus.
a)                 Metode-metode Ilmiah Umum
Sistematisasi metode-metode ilmiah kerap mengacaukan metode-metode umum yang berlaku bagi semua ilmu dan bagi segala pengetahuan, dan metode-metode yang hanya berlaku bagi ilmu khusus. Metode-metode umum kerap dikaitkan dengan ilmu pengetahuan tertentu saja. Misalnya metode rasional hanya dibatasi oleh filsafat, metode sintesis menunjukkan metode filsafat tertentu, metode deskriptif dibatasi oleh ilmu natural atau sosial, metode induktif dibatasi oleh metode eksperimen, metode deduktif dibatasi padailmu yang pasti, sedangkan metode intropeksi hanya dibatasi oleh ilmu psikologi.

b)                 Metode-metode Ilmiah Khusus
Di dalam semua metode ilmiah khusus ini diterapkan semua unsur metode umum. Namun sesuai dengan sifat ilmu tertentu, unsur-unsur itu semua bersama mendapat arti dan sifat lain. Dan dalam rangka metode ilmiah khusus juga menjadi mungkin unsur-unsur tertentu mendapat tekanan dan kedudukan yang berbeda. Misalnya induksi mempunyai arti dan fungsi dalam ilmu pasti, dalam ilmu alam, ilmu mendidik, atau dalam filsafat. Begitu juga halnya dengan analogi, contoh, dan sebagainya.

Sepanjang sejarah kefilsafatan telah banyak diungkapkan metode filsafat oleh para filsuf. Dalam kaitan ini dapat dihadirkan dan metode kefilsafatan yang muncul pada zaman renaissance dari Francis Bacon dan pada zaman idealisme Jerman (abad ke-19) dari Ficthe.

Francis Bacon menekankan bahwa ilmu pengetahuan hanya dapat diusahakan dengan pengamatan, percobaan-percobaan dan penyusunan fakta-fakta. Sekalipun demikian ia tidak berhasil memajukan ilmu pengetahuan, sebab ia hanya tau tentang apa yang telah dicapai orang pada zamannya saja.

Berbeda hal dengan metode yag dikemukakan oleh Fichte, ia mengemukakan metode deduktif. Dengan metode dedukti Fichte mencoba menurunkan dari Ego atau “Aku”, adanya benda-benda. Karena Ego berpikir, berefleksi, mengiakan diri, maka benda-benda ada. Mengiakan diri dan berada ini, jikalau diterapkan kepada Ego, dipandang sebagai identik. Setelah Ego mengiakan diri, maka “bukan Ego” dinyatakan. Jadi hukum berpikir dipandang sebagai sama dengan hukum alam.

Demikianlah fakta dasar dalam alam semesta adalah Ego yang bebas atau roh yang bebas. Dunia adalah suatu hasil ciptaan roh yang bebas. Dengan demikian terbukti bahwa setiap paham kefilsafatan maupun filsuf memiliki metode kefilsafatan tersendiri yang khas.




Sumber:
Sudarsono, Drs. 2008. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar