Minggu, 14 Juni 2015

Motivasi



Motivasi

A.  PENGERTIAN MOTIVASI
Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Menurut Sartain dalam bukunya Pshchology Understanding of Human Behavior, motif adalah suatu pertanyaan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarhkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
Dalam soal belajar, motivasi merupakan hal yang sangat penting, syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah seringkali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan sebagainya. Dalam hal ini berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya. Dalam hubungan ini, bahwa nilai buruk pada suatu mata pelajaran tertentu belum tentu berarti bahwa anak itu bodoh terhadap mata pelajaran itu. Seringkali terjadi seorang anak malas terhadap suatu mata pelajaran, tetapi sangat giat dalam mata pelajaran yang lainnya.
Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperoleh motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga.
Pada umumnya motivasi atau dorongan adalah suatu pertanyaan yang kompleks didalam organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang. Tujuan motivasi adalah menentukan atau membatasi tingkah laku organisme tersebut.


B.  KLASIFIKASI MOTIF-MOTIF
Para ahli psikologi menggolong-golongkan motif-motif yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing, diantaranya yaitu:
1.        Sartain, membagi motif-motif menjadi 2 golongan, yang terdiri atas:
a.       Physiological drive, adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/jasmaniah, seperti lapar, haus, lapar seks, dan sebagainya.
b.      Sosial motivies, adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat, seperti dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan sebagainya.
2.        Woodworth, membagi motif-motif menjadi 3 golongan, yaitu:
a.       Kebutuhan-kebutuhan organis, ialah motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh, seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak dan beristirahat/tidur, dan sebagainya.
b.      Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong, ialah motif-motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari diri sendiri.
c.       Motif obyektif, ialah motif yang diarahkan/ditujukan ke suatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena danya dorongan dari dalam diri kita. Motif-motif dapat pula dibedakan menjadi:
1)      Motif intrinsik, ialah dorongan yang terkandung di dalam obyeknya itu sendiri.
2)      Motif ekstrinsik, ialah dorongan yang terkandung diluar obyeknya itu sendiri.

C.  HUBUNGAN MOTIF-MOTIF DENGAN MINAT
The will to live seringkali dikatakan motif pokok dari semua makhluk, bagi manusia tidak semata-mata merupakan keinginan, untuk tetap hidup, tetpai merupakan keinginan untuk hidup dalam hubungannya yang aktif dengan lingkungannya. Motif tersebut tidak terutama diarahkan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan organis dan mendapat kehidupan yang tidak disangka-sangka, tetapi diarahkan kepada obyek-obyek dan orang-orang lain, melakukan sesuatu untuk mereka dan berpartisipasi dengan apa yang terjadi di dalam lingkungan.
Motif-motif obyektif menyatakan diri dalam kecenderungan-kecenderungan umum untuk menyelidiki dan mempergunakan lingkungan. Dalam kenyataan sehari-hari motif mempergunakan lingkungan dan motif menyelidiki itu seringkali menjadi satu.
Dari pengalaman itu anak berkembang ke arah berminat/tidak berminat kepada sesuatu. Sesuatu yang menarik minat itu tidak hanya menyenangkan atau dapat mendatangkan kepuasaan baginya, tetapi juga yang menakutkan.

D.  PERTENTANGAN ANTARA MOTIF-MOTIF
Sartain membagi 3 macam konflik/pertentangan antara motif-motif itu sebgai berikut:
1.        Approach-avoidance conflict
Approach-avoidance conflict merupakan pertentangan antara motif-motif yang saling berlawanan maksud atau tujuannya. Motif yang satu mendorong untuk mencapai/mendekatinya, sedangkan motif yang lain mendorong untuk menghindari/menjauhinya. Dalam konflik ini, yang menjadi obyek tau tujuannya adalah satu (sama).
2.        Approach- approach conflict
Approach- approach conflict terbagi menjadi 2 yaitu, covergent approach- approach conflict dan divergen approach- approach conflict. Covergent approach- approach conflict berarti konflik dapat terjadi jika kedua motif bertentangan satu sama lain mendorong seseorang kepada obyek tujuan yang sama. Sedangkan divergen approach- approach conflict berarti konflik terjadi apabila kedua motif dan kedua tujuan yang saling bersaingan satu sama lain dalam satu saat yang sama.
3.        Avoidance- avoidance conflict
Avoidance- avoidance conflict terdapat dua obyek-tujuan yang kedua-duanya tidak diinginkan, tetapi salah satu diantaranya harus dipilih.

E.  FUNGSI ATAU GUNANYA MOTIF-MOTIF
Guna/fungsi dari motif-motif, yaitu:
1.    Motif mendorong manusia untuk berbuat/ bertindak. Motif ini berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi kekuatan kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
2.    Motif dapat menentukan arah perbuatan. Yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita/cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu.
3.    Motif itu menyeksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu.

F.   MOTIF DAN MOTIVASI
Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendakinya. Sedangkan menurut John P. Campbell mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Selain itu mencakup sejumlah konsep seperti dorongan, kebutuhan, rangsangan, ganjaran, penguatan, ketetapan tujuan, harapan dan sebagainya.
Menurut kebanyakan definisi motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu:
1.      Menggerakkan, berarti menimbulkan kekuatan kepada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
2.      Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, berarti menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
3.        Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

G. TUJUAN MOTIVASI
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang manejer, tujuan motivasi ialah untuk menggerakkan pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya. Bagi seorang guru, motivasi bertujuan untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.
Setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.


H.  TEORI MOTIVASI
Teori motivasi diantaranya yaitu:
1.      Teori Hedonisme, teori ini beranggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung risiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.
2.        Teori Naluri, teori ini beranggapan bahwa kebiasaan-kebiasaan atau tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia ynag diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akab dituju dan perlu dikembangkan.
3.        Teori Reaksi yang Dipelajari, teori berpandangan bahwa tindakan manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetpai berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup.




Sumber Buku:
Purwanto, Muhammad Ngalim, drs. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rosda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar