Motivasi
A. PENGERTIAN
MOTIVASI
Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu. Menurut Sartain dalam bukunya Pshchology Understanding of Human Behavior, motif adalah suatu pertanyaan
yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarhkan tingkah laku/perbuatan
ke suatu tujuan atau perangsang.
Dalam soal belajar, motivasi merupakan hal yang sangat
penting, syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah seringkali terdapat anak yang malas,
tidak menyenangkan, suka membolos, dan sebagainya. Dalam hal ini berarti bahwa
guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia
bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya. Dalam hubungan ini, bahwa nilai
buruk pada suatu mata pelajaran tertentu belum tentu berarti bahwa anak itu
bodoh terhadap mata pelajaran itu. Seringkali terjadi seorang anak malas
terhadap suatu mata pelajaran, tetapi sangat giat dalam mata pelajaran yang
lainnya.
Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperoleh
motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah
tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak
terduga.
Pada umumnya motivasi atau dorongan adalah suatu pertanyaan
yang kompleks didalam organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu
tujuan atau perangsang. Tujuan motivasi adalah menentukan atau membatasi
tingkah laku organisme tersebut.
B. KLASIFIKASI
MOTIF-MOTIF
Para ahli psikologi menggolong-golongkan motif-motif yang
ada dalam diri manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan menurut
pendapatnya masing-masing, diantaranya yaitu:
1.
Sartain,
membagi motif-motif menjadi 2 golongan, yang terdiri atas:
a. Physiological drive, adalah
dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/jasmaniah, seperti lapar, haus,
lapar seks, dan sebagainya.
b. Sosial motivies, adalah
dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat,
seperti dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan sebagainya.
2.
Woodworth,
membagi motif-motif menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Kebutuhan-kebutuhan organis, ialah
motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari
tubuh, seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak dan
beristirahat/tidur, dan sebagainya.
b. Motif-motif yang timbul
sekonyong-konyong, ialah motif-motif yang timbul jika situasi menuntut
timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari diri sendiri.
c. Motif obyektif, ialah motif yang
diarahkan/ditujukan ke suatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif
ini timbul karena danya dorongan dari dalam diri kita. Motif-motif dapat pula
dibedakan menjadi:
1) Motif intrinsik, ialah dorongan
yang terkandung di dalam obyeknya itu sendiri.
2) Motif ekstrinsik, ialah dorongan
yang terkandung diluar obyeknya itu sendiri.
C. HUBUNGAN
MOTIF-MOTIF DENGAN MINAT
The will to live seringkali dikatakan motif pokok dari
semua makhluk, bagi manusia tidak semata-mata merupakan keinginan, untuk tetap
hidup, tetpai merupakan keinginan untuk hidup dalam hubungannya yang aktif
dengan lingkungannya. Motif tersebut tidak terutama diarahkan untuk melayani
kebutuhan-kebutuhan organis dan mendapat kehidupan yang tidak disangka-sangka,
tetapi diarahkan kepada obyek-obyek dan orang-orang lain, melakukan sesuatu untuk
mereka dan berpartisipasi dengan apa yang terjadi di dalam lingkungan.
Motif-motif obyektif menyatakan diri dalam
kecenderungan-kecenderungan umum untuk menyelidiki dan mempergunakan
lingkungan. Dalam kenyataan sehari-hari motif mempergunakan lingkungan dan
motif menyelidiki itu seringkali menjadi satu.
Dari pengalaman itu anak berkembang ke arah berminat/tidak
berminat kepada sesuatu. Sesuatu yang menarik minat itu tidak hanya
menyenangkan atau dapat mendatangkan kepuasaan baginya, tetapi juga yang menakutkan.
D. PERTENTANGAN
ANTARA MOTIF-MOTIF
Sartain membagi 3 macam konflik/pertentangan antara
motif-motif itu sebgai berikut:
1.
Approach-avoidance
conflict
Approach-avoidance
conflict merupakan pertentangan antara motif-motif yang saling berlawanan
maksud atau tujuannya. Motif yang satu mendorong untuk mencapai/mendekatinya,
sedangkan motif yang lain mendorong untuk menghindari/menjauhinya. Dalam
konflik ini, yang menjadi obyek tau tujuannya adalah satu (sama).
2.
Approach-
approach conflict
Approach-
approach conflict terbagi menjadi 2 yaitu, covergent approach- approach
conflict dan divergen approach- approach conflict. Covergent approach- approach
conflict berarti konflik dapat terjadi jika kedua motif bertentangan satu sama
lain mendorong seseorang kepada obyek tujuan yang sama. Sedangkan divergen
approach- approach conflict berarti konflik terjadi apabila kedua motif dan
kedua tujuan yang saling bersaingan satu sama lain dalam satu saat yang sama.
3.
Avoidance-
avoidance conflict
Avoidance-
avoidance conflict terdapat dua obyek-tujuan yang kedua-duanya tidak
diinginkan, tetapi salah satu diantaranya harus dipilih.
E. FUNGSI
ATAU GUNANYA MOTIF-MOTIF
Guna/fungsi dari motif-motif, yaitu:
1. Motif
mendorong manusia untuk berbuat/ bertindak. Motif ini berfungsi sebagai penggerak
atau sebagai motor yang memberikan energi kekuatan kepada seseorang untuk
melakukan suatu tugas.
2. Motif
dapat menentukan arah perbuatan. Yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau
cita/cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan itu.
3. Motif
itu menyeksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang
harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan
perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu.
F.
MOTIF DAN MOTIVASI
Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam
diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu.
Sedangkan motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan
yang dikehendakinya. Sedangkan menurut John P. Campbell mengemukakan bahwa
motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons,
dan kegigihan tingkah laku. Selain itu mencakup sejumlah konsep seperti
dorongan, kebutuhan, rangsangan, ganjaran, penguatan, ketetapan tujuan, harapan
dan sebagainya.
Menurut kebanyakan definisi motivasi mengandung tiga
komponen pokok, yaitu:
1. Menggerakkan,
berarti menimbulkan kekuatan kepada individu, memimpin seseorang untuk
bertindak dengan cara tertentu.
2. Mengarahkan
atau menyalurkan tingkah laku, berarti menyediakan suatu orientasi tujuan.
Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
3.
Untuk
menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan
intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
G. TUJUAN
MOTIVASI
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi
seorang manejer, tujuan motivasi ialah untuk menggerakkan pegawai atau bawahan
dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi
yang dipimpinnya. Bagi seorang guru, motivasi bertujuan untuk menggerakkan atau
memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan
prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang
diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.
Setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan. Makin jelas
tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana
tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat
berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai
dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.
H. TEORI
MOTIVASI
Teori motivasi diantaranya yaitu:
1. Teori
Hedonisme, teori ini beranggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari
hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung risiko berat, dan
lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.
2.
Teori
Naluri, teori ini beranggapan bahwa kebiasaan-kebiasaan atau tindakan-tindakan
dan tingkah laku manusia ynag diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau
digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini
untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akab dituju dan
perlu dikembangkan.
3.
Teori
Reaksi yang Dipelajari, teori berpandangan bahwa tindakan manusia tidak
berdasarkan naluri-naluri, tetpai berdasarkan pola-pola tingkah laku yang
dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup.
Sumber
Buku:
Purwanto, Muhammad Ngalim, drs. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rosda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar