Minggu, 14 Juni 2015

Dewasa Awal



Dewasa Awal


1.    PENGERTIAN DEWASA
Menurut Langeveld, dewasa mengandung arti yang luas, dan dewasa bisa secara fisik, psikologis, dan mental atau moral dengan ditandai oleh usia dan pertumbuhan fisiknya yang telah matang, berhenti atau tidak tidak tumbuh lagi.
Dewasa secara hukum adalah apabila anak sudah bisa dibawa ke meja hijau, mereka ini sebagai warga Negara harus memiliki KTP, dan sudah memiliki hak memilih dan dipilih menjadi pengemban dan pemangku layanan bangsa.
Dewasa secara sosial yakni mereka yang telah mampu menempatkan diri ditengah-tengah lingkungannya, serta mempunyai arti bagi lingkungannya.
Dewasa secara ekonomi yaitu apabila mereka telah mampu membiayai diri sendiri.
Dewasa secara psikologis adalah kedewasaan yang dilandasi oleh kemantangan berfikirnya, kematangan minatnya, serta seluruh peran otaknya.
Dewasa secara moral/mental yakni mereka yang telah menemukan jati dirinya, kepribadiannya sesuai dengan tuntutan lingkungan, juga sikap spiritual dan agamanya tersirat.
Reza M. Syarif berpendapat dewasa adalah diam aktif, tak banyak bicara, tak banyak komentar tapi menyikapi permasalahan dengan bijaksana. Dewasa juga berarti mempunyai empati, senantiasa meluangkan jiwa untuk memikirkan dan memahami perasaan orang lain. Dewasa senantiasa berhati-hati dalam berpendapat, menentukan sikap, menggunakan waktu dan membelanjakan harta. Dewasa adalah sabar, sehingga ia bisa mengendalikan jiwanya dari ledakan emosi dan menenangkan hatinya dari kemarahan yang tak guna. Dewasa adalah bertanggung jawab akan kehidupan yang ia arungi.

2.    TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL
            Tugas perkembangan masa dewasa awal:
a.         Memilih pasangan hidup
b.        Belajar hidup dengan suami atau istri
c.         Memulai kehidupan berkeluarga
d.        Membimbing dan merawat anak
e.         Mengelola rumah tangga
Tugas perkembangan masa setengah sebaya:
a.         Memperoleh tanggung jawab sosial dan warga Negara
b.        Membangun dan mempertahanankan standar ekonomi
c.         Membina kegiatan mengisi waktu senggang waktu dewasa
d.        Membina hubungan dengan pasangan hidup sebagai pribadi
e.         Menyesuaikan diri dengan pertambahan umur
Pada balita puncaknya pada sekitar usia 3 tahun, remaja hampir seluruh rentang umurnya, sedangkan pada dewasa puncak masa pancaroba di sekitar usia 40 tahun.

3.    PERKEMBANGAN OTAK DEWASA
            Menurut Taufik Pasiak, otak manusia dapat berubah, berkembang, dan menjadi tangguh, seberapapun usia pakainya, sejauh kita menggunakan secara tepat. Otak orangtua lebih kuat merespon stimulus dari luar, lebih bisa beradaptasi dan lebih mampu mengatasi persoalan sehari-hari, dan yang lebih hebat lagi otak orangtua dapat belajar sama baik dengan otak anak muda. Orang dewasa juga memiliki kemantapan tersendiri jika sebanding dengan remaja.
Gene Comen, seorang dokter dan direktur pada Pusat Kesehatan Manula, mengatakan bahwa kebijaksanaan lahir karena abanya sinergi dan integrasi antar 6 komponen yang terdiri dari:
a.         Cognition
b.        Emotional Intelligence
c.         Social Intelligence
d.        Life Intelligence
e.         Juggement
f.         Consiosness
4.    PERKEMBANGAN SOSIAL
Orang dewasa telah mampu menempatkan dirinya ditengah-tengah orang banyak. Ia berusaha bersimpati pada orang lain, sekalipun dengan orang yang berseberangan dengan dirinya, namun ia berusaha bersikap simpati.

5.    PERKEMBANGAN EMOSI
Dewasa mampu mengkaitkan kerja emosinya dengan akalnya, mereka juga akan lebih mudah melaksanakan norma agama sesulit apapun. Perilakunya menjadi sehat dan baik. Emosi seseorang bisa terkendali dengan latihan sejak usia dini. Mereka bersikap terbuka dalam menghadapi berbagai masalah hidup., tabah dalam menatap beragam kesulitan. Mereka puas dan sanggup menerima segala sesuatu dengan lapang dada.

6.    PERKEMBANGAN MORAL-SPIRITUAL
Kematangan moral-spiritual seseorang mendorongnya untuk mengasihi orang lain, meningkatkan layanan prima, mampu menghayati rahmat Tuhan, pandai mensyukuri nikmatNya, tabah dan tenang dalam menghadapi berbagai kesulitan, pasrah, ikhlas, dan sabar. Mereka mulai menemukan jati dirinya, menyadari kelebihan dan kekurangan, mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat, punya rasa tanggung jawab.
Langkah-langkah penting yang harus dilakukan orang usia 40 tahun:
a.         Intropeksi Menyeluruh
b.        Berpikir Serius untuk Mewariskan Sesuatu yang Bermanfaat
c.         Mewariskan Ilmu dan Pengalaman
d.        Pembaharuan dalam Seluruh Aspek Kehidupan




Sumber:
Nur’aeni, M.A dkk. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Unindrapress

Tidak ada komentar:

Posting Komentar